Sabtu, 12 Maret 2011

Benda-benda Angkasa Terbesar di Bumi



Rabu, 05 Mei 2010

Meteor Willamett di Amerika Serikat Meteor yang ditemukan di Oregon, Amerika Serikat (AS), dengan berat 15,5 ton ini merupakan yang terbesar di negeri Paman Sam tersebut. Meteor yang memiliki luas 7,8 meter persegi ini terdiri 91 persen besi dan 7,62 persen nikel.

Meskipun cukup besar, meteor ini tidak menyisakan kawah di sekitar tanah tempat benda ini terjatuh. Hal itu bisa dimungkinkan telah terjadi perubahan struktur tanah di sekitar meteor tersebut yang diperkirakan jatuh ribuan tahun lalu, bahkan sebelum orang-orang Indian mendiami wilayah tersebut.

Meski demikian, suku pribumi di wilayah itu sangat sadar akan asal usul batu tersebut. Masyarakat lokal di daerah Willamette Falls menyebutnya clackamas tomonowos, bahasa Indian yang berarti “Pengunjung Surgawi” atau “Pengunjung dari Bulan”.

Pada 1902, seorang pekerja tambang berdarah Polandia, Ellis Hughes, berusaha memindahkan meteor tersebut dengan menyeretnya mengunakan kereta kuda. Hughes memindahkan meteorit tersebut dari tanah milik perusahaan besi dan baja Oregon, namun dia tertangkap.

Menyadari arti penting meteorit tersebut, benda itu akhirnya dibeli Pemerintah AS seharga 26.000 dollar AS dan ditampilkan di American Museum of Natural History, New York, hingga saat ini. Ahnighito dari Cape York 5 di Greenland Potongan terbesar dari meteorit Cape York, Ahnighito, dikenal oleh suku pribumi Inuit sebagai tenda.

Meteorit ini memiliki berat sekitar 31 ton dan merupakan meteorit paling berat yang pernah tergerak oleh manusia. Desas-desus besi dari Greenland telah mencapai kalangan ilmiah pada 1818, namun baru pada 1894 penjelajah Kutub Utara Amerika Robert E Peary akhirnya menemukan sumbernya, dengan bantuan pemandu lokal yang tak bernama. Butuh waktu tiga tahun untuk mengangkat meteorit itu sampai ke kapal.

Belum lagi pembangunan rel kereta api saat itu hanya mencapai Greenland, ditambah bantuan yang tak ternilai dari suku Inuit Meteorit itu diberikan sebagai hadiah ke American Museum of Natural History New York, Amerika Serikat dan bisa disaksikan hingga saat ini.

Meteor Mbosi di Tanzania Masyarakat pribumi meyakini batu meteor yang diperkirakan memiliki berat 16 ton ini sebagai batu suci.

Meteorit ini tidak menyisakan kawah pada tanah di sekitarnya, yang menegaskan bahwa benda langit ini telah berada di wilayah tersebut sejak ribuan tahun lalu.

Namun, secara resmi, meteor ini baru ditemukan pada 1930 dalam kondisi terkubur sebagian di dalam tanah.

Meski ada usulan untuk mempertahankan posisi awal, pihak berwenang akhirnya menggali meteorit tersebut dan dibangun tumpuan kolam di bawahnya, sehingga bisa tampil utuh.

Meteorit ini terdiri dari sekitar 90 persen besi, nikel 9 persen, dan jumlah kecil dari komponen lain dengan kepadatan tinggi.

3 Meteor Agpalilik di Greenland Meteor ini ditemukan pada 1963 oleh Vagn F Buchwald. Agpalilik dalam bahasa setempat yang berarti manusia, adalah bagian utama keempat meteorit Greenland’s Cape York.

Dengan berat kurang dari 20 ton meteorit itu dapat dilihat di Museum Geologi di Kopenhagen. Cape York meteorit merupakan salah satu meteorit besi terbesar di planet ini yang merupakan hasil dari tabrakan dengan Bumi sekitar 10 ribu tahun lalu.

Selama berabad-abad meteor ini digunakan suku pribumi sebagai sumber logam untuk perkakas dan tombak.

Meteor Bacubirito di Meksiko Bacubirito meteorit besar dari Meksiko merupakan salah satu yang terbaik dan objek ruang tunggal terbesar dari meteor yang bertabrakan dengan Bumi dan selamat. Perkiraan berat meteor ini 22 ton, dengan panjang 4 meter yang berupa lempengan besi.

Meteorit ini bisa dilihat dipajang di Centro de Ciencias de Sinaloa di Culiacan. Meteorit ini ditemukan oleh ahli geologi Amerika Gilbert Ellis Bailey pada 1892, seorang peneliti yang dikirim oleh Chicago jurnal Interocean ke Amerika Tengah dan Selatan, dan digali dengan bantuan masyarakat setempat.

Seperti semua meteorit, namanya diambil dari tempatnya jatuh. Meteor El Chaco di Argentina Ketika ditemukan pada 1969, El Chaco terletak pada kedalaman 5 meter di bawah tanah. Keberadaan meteor itu terdekteksi detektor logam, meskipun sekitarnya terbentuk kawah yang diperkirakan sudah ada sekitar tahun 4.000-5.000. Penduduk asli setempat juga sudah mengetahui keberadaan meteorit itu sejak 1576.

Benda ini merupakan fragmen terbesar dari meteorit besi yang terpecah dan membentuk kelompok Campo del Cielo atau “ladang dari langit”.

Pada 1990, benda yang diperkirakan memiliki bobot 37 ton tersebut sempat dicuri dan keluar Argentina.

Namun, Pemerintah Argentina akhirnya berhasil mengembalikan benda tersebut ke tempat dia berasal. Meteor Hoba di Namibia Hingga saat ini pemegang rekor terbesar meteor yang pernah ada di Bumi adalah meteor Hoba yang berasal dari Namibia dengan berat sekitar 60 ton.

Meteor ini berbentuk lempengan logam yang diyakini telah diperlambat oleh atmosfer Bumi ke titik tempat ia jatuh ke permukaan.

Dengan kecepatan yang tinggi meteorit itu masih berbentuk utuh dan tidak terkubur. Bahkan diperkirakan jatuhnya sampai ke Bumi sama dengan batu yang dilemparkan ke air dan memantul.

Hoba berukuran lebih dari 6,5 meter, diperkirakan telah mendarat kurang dari 80.000 tahun yang lalu.

Hoba terdiri dari sekitar 84 persen besi dan 16 persen nikel. Karena bobotnya yang besar, tidak dipindahkan dari tempat awal jatuh sejak ditemukan secara resmi pada 1920 oleh seorang petani yang tengah membajak ladangnya.

Setelah menderita banyak vandalisme, batu luar angkasa itu saat ini telah dikunjungi oleh ribuan wisatawan setiap tahunnya.
drb/L-1